OM SWASTYASTU

PRATI SENTANA SANAK SAPTA RSI PASEK GELGEL
YEH SONG-GESING

A NAMO BHADRAH KRATAVO YANTU VISVATO ADABDHASO APARISATA UDBHIDAH, DEVA NO YATHA SADAMID VRDHE ASAN APRAYUVO RAKSITARO DIVE, DIVE



Selasa, 15 Februari 2011

Dasa Awatara, sepuluh Awatara Wisnu

Dasa Awatara, sepuluh Awatara Wisnu

Agama Hindu mengenal adanya Dasa Awatara yang sangat terkenal di antara Awatara-Awatara lainnya. Dasa Awatara adalah sepuluh Awatara yang diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Wisnu dalam misi menyelamatkan dunia. Dari sepuluh Awatara, sembilan diantaranya diyakini sudah pernah menyelamatkan dunia, sedangkan satu di antaranya, Awatara terakhir (Kalki Awatara), masih menunggu waktu yang tepat (konon pada akhir Kali Yuga) untuk turun ke dunia. Kisah-kisah Awatara tersebut terangkum dalam sebuah kitab yang disebut Purana.

Dasa Awatara dari zaman ke zaman

Jenis-jenis Awatara

Menurut kitab-kitab purana, tak terhitung banyaknya Awatara yang pernah turun ke dunia ini. Awatara-awatara tersebut tidak selamanya merupakan “inkarnasi langsung” atau “penjelmaan langsung” dari Sang Hyang Wisnu. Beberapa Awatara diyakini memiliki “jiwa yang terberkati” atau mendapat “kekuatan Tuhan” sebagai makhluk yang terpilih.

Purusha Awatara: Awatara pertama Sang Hyang Wisnu yang mempengaruhi penciptaan alam semesta. Awatara tersebut yakni:

Menurut Bhagavad Gītā:

  • Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu): Wisnu yang berbaring dalam lautan penyebab dan Beliau menghembuskan banyak alam semesta (galaksi?) yang jumlahnya tak dapat dihitung;
  • Garbhodakaśāyī Vishnu: Wisnu masuk ke dalam setiap alam semesta dan menciptakan aneka rupa;
  • Ksirodakasāyī Vishnu (Roh utama): Wisnu masuk ke dalam setiap makhluk dan ke dalam setiap atom.

Guna Awatara: Awatara-Awatara yang mengatur tiga macam aspek dalam diri makhluk hidup. Awatara-Awatara tersebut yakni:

Lila Awatara: Awatara yang sering ditampilkan dalam kitab-kitab Purana, seperti Dasa Awatara dan Awatara lainnya. Awatara tersebut turun secara teratur ke dunia, dari zaman ke zaman untuk menjalankan misi menegakkan Dharma dan menunjukkan jalan Bhakti dan Moksha.

Manwantara Awatara: Awatara yang diyakini sebagai pencipta para leluhur dari umat manusia di muka bumi. (lihat: Manu)

Shaktyawesa Awatara: ada dua jenis – 1)makhluk yang merupakan penjelmaan Wisnu secara langsung; dan 2)makhluk diberkati yang mendapatkan kekuatan dari Wisnu. Jenis tersebut memiliki jumlah yang besar, dan merupakan Awatara yang istimewa. Awatara jenis ini, misalnya saja Narada Muni atau Sang Buddha. Awatara jenis tersebut kadang-kadang dikenal dengan sebutan Saktyamsavatar, Saktyaveshavatar atau Avesha avatar. Awatara lain yang termasuk jenis kedua, misalnya Parashurama, yang mana Dewa Wisnu tidak secara langsung menjelma. Dalam jenis yang kedua tersebut, menurut Srivaishnavism, ada dua macam lagi, yakni: 1)Wisnu memasuki jiwa makhluk yang terpilih tersebut (seperti Parashurama); 2)Wisnu tidak memasuki jiwa secara langsung, namun memberikan kekuatan suci (misalnya Vyasa, penyusun Veda).

Awatara jenis kedua tersebut tidak dipuja sebagaimana mestinya Awatara yang lain. Hanya Awatara yang merupakan penjelmaan langsung yang kini sering dipuja, seperti Narasimha, Rama, dan Sri Krishna. Menurut aliran Waisnawa, Krishna merupakan Awatara yang tertinggi di antara Awatara yang lain. Namun, pengikut Sri Chaitanya (termasuk ISKCON), Nimbarka, Vallabhacharya memiliki filsafat berbeda dengan pengikut aliran Waisnawa, seperti Ramanuja dan Madhva dan menganggap bahwa Krishna merupakan kepribadian dari Tuhan yang Maha Esa, dan bukan seorang Awatara belaka. Dalam beberapa filsafat Hinduisme, tidak ada perbedaan dalam memuja Sang Hyang Wisnu ataupun Awataranya karena semua pemujaan tersebut akan menuju kepada-Nya.

[sunting] Awatara dalam Bhagawatapurana

Sebanyak empat puluh awatara Wisnu yang spesifik disebutkan dalam kitab Bhagawatapurana, meskipun kitab tersebut menambahkan bahwa jumlah tersebut tidak terhitung banyaknya.[1] 22 awatara Wisnu terdaftar dalam buku pertama sesuai urutannya:[2]

  1. Catursana (Caturkumara) [BP 1.3.6] - empat putra Brahma
  2. Waraha [BP 1.3.7]
  3. Narada [BP 1.3.8] - resi yang berkelana ke seluruh dunia sebagai pemuja Wisnu
  4. Nara dan Narayana [BP 1.3.9] - resi kembar
  5. Kapila [BP 1.3.10] - salah satu resi yang mendirikan aliran filsafat Samkhya
  6. Dattatreya [BP 1.3.11] - kombinasi awatara Brahma, Wisnu dan Siwa
  7. Yadnya [BP 1.3.12] - penguasa upacara, yang sempat menjabat sebagai Indra, raja para dewa
  8. Resaba [BP 1.3.13] - ayah Barata dan Bahubali
  9. Pertu [BP 1.3.14] - maharaja yang memerah bumi dalam wujud sapi dan mengembangkan sistem bercocok tanam
  10. Matsya [BP 1.3.15]
  11. Kurma [BP 1.3.16]
  12. Dhanwantari [BP 1.3.17] - bapak ilmu pengobatan (Ayurweda)
  13. Mohini [BP 1.3.17] - wanita yang memikat
  14. Narasinga [BP 1.3.18]
  15. Wamana [BP 1.3.19]
  16. Parasurama [BP 1.3.20]
  17. Byasa [BP] 1.3.21] - pemilah Weda, penyusun Purana dan Mahabharata
  18. Rama [BP 1.3.22]
  19. Baladewa (Balarama) [BP 1.3.23]
  20. Kresna [BP 1.3.23]
  21. Buddha [BP 1.3.24]
  22. Kalki [BP 1.3.25]

Di samping itu, empat awatara lainnya disebutkan kemudian dalam kitab tersebut sebagai berikut:

  1. Presnigarba [BP 10.3.41] - putra Presni
  2. Hayagriwa [BP 2.7.11] - awatara berkepala kuda
  3. Angsa [BP 11.13.19] - angsa
  4. Awatara Emas [BP 11.5.32] - awatara pada zaman Kaliyuga yang menyebarkan hari-namasankirtan.[3]

2 komentar:

  1. tulisan anda sangat bagus dari made budilana di tejakula buleleng. km juga bisa baca blog ku dg nama made budilana

    BalasHapus
  2. Ngiring Ajegang Baline saking manah semeton swang-swang. Acep Bali kalotah tur state ring ajeng.

    BalasHapus